BUKTI RAHMAT ALLAH BEGITU LUAS DAN MELIMPAH
1514 Pembaca

20-02-2021



Bukti Rahmat Allah Begitu Luas dan Melimpah

bismillah

Allah menyifati diri-Nya dengan ar-Rahman dan ar-Rahim yang maknanya “Pemilik dan Pemberi rahmat yang melimpah”. Rahmat artinya kasih-sayang di mana kasih sayang itu berupa Allah memberinya kesehatan, rezeki, dan keamanan atau kasih sayang berupa dijadikannya di antara satu orang dengan lainnya rasa suka dan cinta. Seandainya bukan karena rahmat Allah, niscaya seekor Harimau akan memakan anaknya.

Apa perbedaan ar-Rahman dan ar-Rahim? Ar-Rahman adalah Dzat Pemiliki rahmat yang melimpah, abadi, dan agung. Sementara ar-Rahim adalah Dzat Pemberi rahmat kepada makhluk-Nya. Ada pula yang menafsirkannya, ar-Rahman adalah kasih sayang Allah di dunia untuk orang kafir dan musyrik terutama untuk orang beriman. Tetapi ar-Rahim adalah rahmat khusus untuk orang beriman di akhirat kelak. Dalilnya firman-Nya:

aa-Al-Ahzab [33]

“Dan adalah ar-Rahim kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ahzab [33]: 43)

Bukti rahmat Allah begitu luas adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

aa-Hadis Al Bukhori no. 6000

“Allah menciptakan rahmat 100 bagian. Dia menahan 99 bagian di sisi-Nya dan menurunkan satu bagian di bumi. Dengan satu bagian itu, para makhluk saling berkasih sayang hingga seekor kuda mengangkat kakinya dari anaknya karena khawatir menginjaknya.” (HR. Al-Bukhari no. 6000 dan Muslim no. 2752)

Yang lebih menakjubkan lagi, rahmat Allah lebih kuat dan dominan daripada murka-Nya. Dalilnya hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

aa-Hadis Al Bukhori no. 3149

“Tatkala Allah menentukan takdir makhluk-makhluk, Dia menulis di dalam Kitab-Nya yang berada di sisi-Nya di atas ‘Arsy, ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.’” (HR. Al-Bukhari no. 3194 dan Muslim no. 2751)

Untuk memperkuat dan memahamkan manusia maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi perumpamaan dengan kasih sayang ibu kepada anaknya yang mustahil akan dilempar ke api. Adakah manusia yang lebih besar cintanya kepada orang lain melebihi cinta seorang ibu kepada anaknya? Tidak ada, dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya lebih besar daripada ibu itu kepada anaknya. Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

aa-Hadis Al Bukhori no. 5999

“Tawanan perang tiba di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba seorang wanita dari tawanan itu mengeluarkan payudaranya untuk meneteki anaknya jika menemukannya. Dia pun berhasil memungutnya lalu mendekapnya ke perutnya dan menyusuinya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada kami, ‘Apakah kalian mengira wanita akan tega melemparkan anaknya ke api?’ Kami menjawab, ‘Tidak mungkin, meskipun dia mampu tidak melemparkannya.’ Lanjut beliau, ‘Sungguh Allah lebih menyanyangi hamba-hamba-Nya daripada wanita ini kepada anaknya.’” (HR. Al-Bukhari no. 5999 dan Muslim no. 2754)

Oleh karena itu jika Anda sekarang sedang ditimpa sakit, ditimpa kesusahan, dan sempitnya rezeki maka jangan keburu menuduh Allah tidak sayang kepadamu. Yakinlah bahwa pilihan Allah adalah yang terbaik bagimu sebagaimana tidak ada yang lebih sayang kepada manusia melebihi Allah. Allah berfirman:

aa-QS. Al-Isra 17 - 87

“Sesungguhnya karunia-Nya atasmu adalah besar.” (QS. Al-Isra [17]: 87)

Di zaman dulu ada orang yang tidak banyak beribadah kepada Allah kemudian meninggal dalam keadaan takut bertemu dengan-Nya. Kemudian Allah justru mendahulukan rahmat-Nya mengalahkan murka-Nya. Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

aa-HR Al-Bukhari no 3478

“Dahulu ada seorang sebelum kalian yang dilapangkan Allah harta. Ia berkata kepada putra-putranya ketika ia akan mati, ‘Ayah yang bagaimakah aku dalam memperlakukan kalian?’ Jawab mereka, ‘Sebaik-baik ayah.’ Lalu ia berkata, ‘Sebenarnya aku tidak pernah berbuat kebaikan, karena itu jika aku telah mati maka bakarlah aku kemudian tumbuklah tulang-belulangku, kemudian hamburkanlah pada saat anginnya kencang.’ Maka semua wasiat itu dilaksanakan oleh putra-putranya. Kemudian Allah menghimpunnya dan berfirman, ‘Apa yang mendorongmu melakukan itu?’ Jawabnya, ‘Karena takut kepada-Mu.’ Maka Allah menyambutnya dengan rahmat-Nya.” (HR. Al-Bukhari no. 3478 dan Muslim no. 2757)

Allahu a’lam.[]
Sumber : https://thaybah.id/
Editing : Ndik