HARI RAYA KORBAN: ANTARA ORIENTASI DUNIAWI DAN ORIENTASI DUNIAWI-UKHROWI
493 Pembaca

10-07-2022



KHUTBAH 'IEDHUL ADHA 2022.

HARI RAYA KORBAN: ANTARA ORIENTASI DUNIAWI DAN ORIENTASI DUNIAWI-UKHROWI

TAQDIM

اَللهُ أَكْبَرْ × ٩ الله كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

اَلْحَمْدُ للهِ الْقَائِلِ (وَللهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً)، وَأَشْهَدُ أّنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحَثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
  

Maasyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,

1. Hari ini adalah hari yg mulia di bulan yang dimuliakan Allah SWT yang oleh AlQuran mendapat sebutan sebagai salah satu dari أربعة الحرم, dmn di antara bulan-bulan tsb ada kewajiban ibadah sekali seumur hidup yaitu
ibadah haji.

Ketika ibadah haji dilakukan dgn baik dan benar sesuai tuntunan syariat, maka pelakunya akan memperoleh predikat "Hajjun Mabrur". Reward-nya kelak di akherat adalah SURGA.

Nabi bersabda:

حج مبرور ليس له الجزاء إلا الجنة

Satu-satunya balasan untuk haji yang mabrur adalah Surga

Lagi sabdanya:

من حج فلم يرفث ولم يفسق رجع كيوم ولدته امه

Barang siapa mengerjakan ibadah haji kemudian ia tidak bicara kotor dan tidak juga melakukan kerusakan, ia seperti bayi saat dilahirkan ibunya ke dunia."

Sementara itu, ketika syarat untuk berhaji sdh terpenuhi, namun seseorang tdk jg melakukan ibadah haji, Allah SWT mengingatkan;

إِنَّ أَوَّلَ بَيۡتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِى بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلۡعَٰلَمِينَ

"Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam." (Q.S. 3: 96)

فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبۡرَٰهِيمَۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًاۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلۡبَيۡتِ مَنِ ٱسۡتَطَاعَ إِلَيۡهِ سَبِيلًاۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلۡعَٰلَمِينَ

"Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam." (Q.S. 3:97).

Dalam haditsnya Rasulullah saw juga mengingatkan ummatnya dgn sabdanya;

قال الله: إن عبدا صححت له جسمه و وسعت عليه فى المعيشة يمضي عليه خمسة أعوام لا يفد الي لمحروم

Allah SWT berfirman: Sesungguhnya telah Aku sehatkan badannya dan Aku luaskan rizkinya, berlalu lima tahun dan dia mendatangiku, sungguh dia orang yg sangat rugi. ( HR Ibnu Hibban)

2. LANDASAN THEOLOGIS IBADAH HAJI

Ada 2 firman Allah SWT yg merupakan landasan theologis ibadah haji. Pertama landasan theologis yg sifatnya mengajak kpd kesatuan dan persaudaraan "Seiman" terdapat dlm Q.S Al-Haj/22:27,

وَأَذِّن فِى ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَجِّ يَأۡتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأۡتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.

Kedua, landasan theologis yang bersifat moralitas atau akhlak, terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah 2:197,

ٱلۡحَجُّ أَشۡهُرٌ مَّعۡلُومَٰتٌۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِى ٱلۡحَجِّۗ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٍ يَعۡلَمۡهُ ٱللَّهُۗ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۚ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَٰبِ

"(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!

Dari dua ayat yg kita kutip di atas, Allah SWT menyerukan dua hal penting yg harus dilakukan oleh hamba-hamba-Nya bila mereka ingin hidup sejahtera dan bahagia. Pertama, agar semua ummat manusia bersatu dan menyatukan diri dalam Persaudaraan Seiman yakni "Hanya Mengimani dan Mentaati Allah SWT - Tauhidullah" dalam hidup ini. Logikanya karena Allah-lah sumber segala sesuatu yg ada di alam ini (prima kausa). Kedua, setiap orang beriman harus membekali diri dengan nilai-nilai takwa agar mereka dapat mewarnai (memsibghoh) diri, keluarga, masyarakat dst dengan prilaku mulia, terpuji, maslahat dan hidup dalam kemajuan yg diberkahi dan diridhoi Allah SWT.

Bekal takwa dalam ibadah haji, yg bersifat intrinsik dan harus diaplikasikan adalah bahwa mereka tidak akan melakukan tiga hal yang bisa merusak ibadah hajinya, yaitu prilaku (1) rafats, (2) fusuq, dan (3) jidal

Tidak Rafats bermakna menghindari prilaku yg mengarah kpd sexual intercourse. Tidak _Fusuq bermakna tidak melakukan tindakan pengrusakan baik melalui ucapan, tulisan maupun tindakan. Tidak Jidal bermakna tidak senang dengan prilaku konflik.

ALLAHU AKBAR 3X WA LILLAHILHAMD

3. DUA POLA ORIENTASI HIDUP

Allah SWT dalam kalam-Nya yang mulia menjelaskan bahwa hamba-hamba-Nya dlm berhaji telah terpolarisasi ke dalam dua pola orientasi hidup. Pertama, Orientasi Duniawi dan kedua Orientasi Duniawi-Ukhrowi. Ini yg kemudian melahirkan dua pandangan hidup atau World View yang "Secular" dan yang "Holistic Religious".

Kedua orientasi tsb oleh Allah SWT dijelaskan berturut-turut dlm Q.S Al-Baqarah- 2: 200-201,

فَإِذَا قَضَيۡتُم مَّنَٰسِكَكُمۡ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَذِكۡرِكُمۡ ءَابَآءَكُمۡ أَوۡ أَشَدَّ ذِكۡرًاۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنۡيَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلۡأٓخِرَةِ مِنۡ خَلَٰقٍ (200)

"Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka berdzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berdzikirlah lebih dari itu. Maka di antara manusia ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun."

وَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ (201)

"Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

Dari dua orientasi hidup yang telah melahirkan dua world view-- pandangan hidup Sekular dan pandangan hidup Holistic Religious tsb, ternyata menghasilkan cara berfikir paradoks.

Mereka yang menganut paham "Pandangan Hidup Sekular", praktek hidupnya didominasi oleh pengaruh hawa nafsu dan ketamakan. Pola hidup mereka ditandai dengan kerja keras dgn support skill, teknologi tinggi, strategik manajemen yg canggih dsb, namun tujuannya hanya satu memenuhi kebutuhan fisik dan mencari kesenangan dan kepuasan hawa nafsu semata tanpa menghiraukan bahkan menyelisihi tuntutan dan tuntunan Agama.

Oleh Al-Quran, gaya hidup seperti ini (Secular World View) digambarkan sebagai orang-orang yg justru merusak tidak saja alam sekitar tapi juga sistem hukum dan diri mereka sendiri.

Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam Ar-Rum/30:41,

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِى عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Q.S. 30:41)

ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHIL HAMD

Sementara, bagi penganut paham Pandangan Hidup Religius Holistik, mereka melihat, memahami dan mengakui bahwa hidup ini adalah "Karunia Allah SWT". Allah-lah pencipta, pemilik dan pengatur segala sesuatu yang ada di alam semesta ini mulai dari yang makro kosmos sampai dgn yang mikro kosmos termasuk diri mereka sendiri.

Mereka juga sangat memahami dan menyadari dua hal penting. Pertama bahwa hidup yg hakiki bukan hidup di dunia ini tetapi bentuk kehidupan yang hakiki justru adalah akherat. Kedua mereka memahami dan menyadari sepenuhnya bahwa peran mereka di dunia ini adalah "Khalifah" - pengelola dan penjaga kelestarian alam tempat mereka hidup dan tugas pokok mereka adalah "Beribadah" mentaati arahan dan aturan Allah SWT yang termaktub dalam AlQuran dan Sunnah Rasulullah saw.

Gaya hidup yang mereka yakini dan teraplikasi dlm hidup keseharian mereka digambarkan Allah SWT dlm firman-Nya pada Al-Qasas 28:77,

وَٱبۡتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَاۖ وَأَحۡسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِى ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ

"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." (Q.S. 28:77)

4. SIMPULAN/ KHATIMAH

Dari dua orientasi hidup tsb yg disinyalir dgn tegas oleh Allah SWT dialami para pelaku ibadah haji, yang ideal dipilih dan diwujudkan dlm hidup keseharian orang beriman umumnya, lebih-lebih untuk mereka yang sudah atau akan berhaji tentunya adalah gaya hidup yg berorientasi "Duniawi-Ukhrowi" yang sesuai dgn sunnahtullah.

Hidup bermakna dan berimbang yang tercermin dari doa penutup yang kita panjatkan setiap kita bermunajat kpd Allah SWT yakni,

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

Mari kita doakan, semoga seluruh hujjaj yg jumlahnya lbh dari satu juta orang di tanah haram saat ini meraih predikat "Hajjun Mabruurun". Menjadi duta-duta kebaikan di negerinys masing-masing.

Akhirnya, khutbah yg singkat ini kita tutup dengan doa:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اللهم صلى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.

اَللّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ،

ربنا ضلمنا أنفسنا و أن لم تغفرلنا لنكوننا من الخاسرين. ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

 

????✍️ SAF 10 Dzul Hijjah 1443 H